NGOBAR ASSALAM

Ngobar Assalam, ikuti dan kunjungi Ngobar Assalam di Masjid Assalam Minomartani setiap hari Minggu Pagi sehabis sholat jama'ah Subuh.

Rabu, 05 Februari 2014

KAJIAN SINGKAT MENGENAI REZKI BERUPA HARTA. BEBERAPA PERTANYAAN YANG SERING MUNCUL BERKAITAN DENGAN MASALAH REZKI (BERUPA HARTA).

By
1.By: Nurhadi Darussalam

             Apakah rezki itu sudah diatur/ditakdirkan oleh Alloh SWT ?
2.       Jika rezki sudah diatur/ditakdirkan oleh Alloh SWT, lalu dimana letak usaha manusia?
3.       Apakah rezki berhubungan langsung dengan usaha manusia?
4.       Apa yang dimaksud dengan faham qodariyah dan jabariyah, kaitannya dengan masalah rezki?
5.       Bolehkah manusia bersikap pasrah dalam hal mencari rezki?
6.       Dst.
KAJIAN SINGKAT.
Pertama : Rezki itu semata-mata datangnya dari Alloh SWT.
Alloh SWT adalah Dzat Yang Maha Pemberi, termasuk di dalamnya pemberi rezki. Alloh yang akan menjamin  rezki setiap makhluk-Nya.
۞وَمَا مِن دَآبَّةٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزۡقُهَا وَيَعۡلَمُ مُسۡتَقَرَّهَا وَمُسۡتَوۡدَعَهَاۚ كُلّٞ فِي كِتَٰبٖ مُّبِينٖ ٦
Dan tidak ada suatu binatang melatapun dibumi melainkan Alloh-lah  yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya; semua tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh) QS.Huud:6
وَكَأَيِّن مِّن دَآبَّةٖ لَّا تَحۡمِلُ رِزۡقَهَا ٱللَّهُ يَرۡزُقُهَا وَإِيَّاكُمۡۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ ٦٠
Dan berapa banyaknya binatang yang tidak (dapat) membawa(mengurus ) rezkinya sendiri . Alloh-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(QS  al-Ankabut : 60)
Kedua: Alloh SWT memberi rezki tanpa batas.
Semua yang ada di dunia, baik yang ada di muka bumi,di atasnya atau yang ada di bawahnya, semua disediakan bagi seluruh manusia. Rezki tsb. tdk akan habis dimakan slrh manusia sejak manusia pertama(Adam AS) hingga manusia terakhir(zaman qiyamat). Itulah tanda bahwa Alloh SWT memberi rezki tanpa batas.
تُولِجُ ٱلَّيۡلَ فِي ٱلنَّهَارِ وَتُولِجُ ٱلنَّهَارَ فِي ٱلَّيۡلِۖ وَتُخۡرِجُ ٱلۡحَيَّ مِنَ ٱلۡمَيِّتِ وَتُخۡرِجُ ٱلۡمَيِّتَ مِنَ ٱلۡحَيِّۖ وَتَرۡزُقُ مَن تَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٖ ٢٧
Engkau masukkan malam kedalam siang dan Engkau masukkan siang kedalam malam.Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan  yang mati dari yang hidup dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab(batas). QS Ali Imron:27)
زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا وَيَسۡخَرُونَ مِنَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْۘ وَٱلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ فَوۡقَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۗ وَٱللَّهُ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٖ ٢١٢
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman ,padahal orang-2 yang bertaqwa itu lebih mulia dari pada mereka dihari qiyamat.Dan Alloh memberi rezki kepada orang-2yang dikehendaki-Nya tanpa batas.(QS Al-Baqoroh:212)
لِيَجۡزِيَهُمُ ٱللَّهُ أَحۡسَنَ مَا عَمِلُواْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضۡلِهِۦۗ وَٱللَّهُ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٖ ٣٨
(Mereka mengerjakan yang demikian itu ) supaya Alloh memberikan balasan kepada mereka(dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Alloh menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Alloh memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.(QS An-Nuur :38)
Ketiga: Alloh SWT telah menentukan kadar Rezki.
Meskipun rezki yang diberikan oleh Alloh SWT(melalui alam dan kehidupan) melimpah ruah, tetapi setiap manusia belum tentu mendapat karunia rezki yang sama. Hal ini terkait dengan berbagai hal seperti  kemakmuran wilayah yang berbeda(kondisi geografis), keturunan, kerja keras,faktor kondisi  sosial(damai,perang,kerusuhan), faktor intelektual,ketrampilan/keahlian, kesungguhan, faktor keberuntungan dan lain-2nya yang menjadikan jumlah rezki- yang di dapat antara seseorang berbeda dengan yang lainnya. Dengan demikian maka Alloh-lah yang menentukan kadar rezki bagi setiap orang.
وَٱللَّهُ فَضَّلَ بَعۡضَكُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖ فِي ٱلرِّزۡقِۚ فَمَا ٱلَّذِينَ فُضِّلُواْ بِرَآدِّي رِزۡقِهِمۡ عَلَىٰ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُهُمۡ فَهُمۡ فِيهِ سَوَآءٌۚ أَفَبِنِعۡمَةِ ٱللَّهِ يَجۡحَدُونَ ٧١
Dan Alloh melebihkan sebahagian kamu dari sebahagian yang lain dalam hal rezki,tetapi orang-2 yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan rezki mereka kepada budak-2 yg mereka miliki,agar mereka sama(merasakan) rezki itu.Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Alloh.QS An-Nahl :71)
أَوَ لَمۡ يَعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ يَبۡسُطُ ٱلرِّزۡقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقۡدِرُۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يُؤۡمِنُونَ ٥٢
Dan tidakkah mereka mengetahui bahwa Alloh melapangkan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki-Nya? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-2 kekuasaan Alloh bagi kaum yang beriman.(QS Az-Zumar :52).
Hal tersebut di atas tidaklah berarti-A lloh   telah berbuat dzalim kepada hamba-2Nya dgn memberi rezki yg berbeda-beda,tetapi justru menunjukkan sifat Alloh yang Maha Adil. Misalnya orang yang bekerja keras”biasanya” mendapat rezki yg lbh baik dibanding seorang pemalas. Wilayah yg subur dan makmur “biasanya” mendatangkan rezki yg lbh dibanding dgn wilayah yg gersang atau yg tandus.Wilayah yg damai “biasanya” lebih makmur daripada wilayah yg dilanda konflik atau peperangan.Dalam hal keberuntungan, misalnya hanya beberapa orang saja dari peserta undian yang berhak mendapatkan hadiah. Semuanya itu sesuatu yang wajar dan logis. Justru tidak nalar apabila setiap manusia mendapat bagian rezki yg sama tanpa memperhatikan hal-2 tsb. di atas.Kadar rezki yg tlh ditentukan pd setiap manusia itulah yg kemudian disebut dgn takdir.
Keempat: Perintah untuk mencari karunia rezki.
Diantara karunia rezki yg tlh disediakan oleh Alloh SWT, ada kalanya rezki tsb. mudah didapat spt: udara(bebas), air sungai, harta pemberian,warisan, hibah, hadiah,undian,jamuan dll. Namun ada kalanya rezki tsb. didapat harus melalui kerja keras.Dalam hal ini Alloh tlh perintahkan manusia unt senantiasa bekerja dan berusaha mendapatkan rezki dan karunia dari Alloh SWT.
وَجَعَلۡنَا ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّهَارَ ءَايَتَيۡنِۖ فَمَحَوۡنَآ ءَايَةَ ٱلَّيۡلِ وَجَعَلۡنَآ ءَايَةَ ٱلنَّهَارِ مُبۡصِرَةٗ لِّتَبۡتَغُواْ فَضۡلٗا مِّن رَّبِّكُمۡ وَلِتَعۡلَمُواْ عَدَدَ ٱلسِّنِينَ وَٱلۡحِسَابَۚ وَكُلَّ شَيۡءٖ فَصَّلۡنَٰهُ تَفۡصِيلٗا ١٢
Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda,lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas .(QS Al Isra:12).
فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَٱبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ وَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ كَثِيرٗا لَّعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ١٠
Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Alloh dan ingatlah Alloh banyak-2 supaya kamu beruntung.(QS. Al-Jumu’ah:10).
Dengan demikian rezki merupakan pemberian Alloh SWT, hanya saja sebagaimana jodoh, pemberian tsb. tdk mrpkan nisbah langsung, tetapi harus diupayakan lewat berbagai macam cara dan usaha. Berdo’a adalah bagian dari usaha mendapatkan rezki.Jika sesorang telah bekerja keras mencari rezki, maka berarti orang tsb. tlh melaksanakan perintah Alloh,dengan demikian pantaslah orang tsb.mendapatkan pahala. Sedangkan brp jmlh rezki yg diperoleh itu bukan urusannya,itu hak Alloh sepenuhnya unt menentukan kadar rezki bagi setiap orang. Demikianlah Maha Adilnya Alloh,bahwa dlm hal urusan rezki tdk ada pertanyaan (pertanggungjawaban) ttg brp jmlh rezki yg diperoleh, tetapi yang ditanyakan(diminta pertanggungjawabannya) adl dari mana rezki tsb didapat?(halal atau haram) dan unt apa rezki tsb. dibelanjakan?
Sebaliknnya bagi orang yg malas,maka berarti orang tsb tdk melaksanakan perintah Alloh, dgn dmkn pantaslah orang tsb mendapatkan siksa krn kemalasannya.Maka dlm Islam setiap orang dituntut unt terus bekerja keras.
Kesimpulannya?
a.kerja keras tdk blh malas;
b.banyaknya rezki blm tentu sama;
c.salah satu cara adl bekerja&berdo’a unt mndptkan rezki;
d.bkn jmlh/banyaknya tp yg penting adl dari mana rezki tsb. didapat dan dibelanjakan unt apa;
e.Islam melarang faham qodariyah maupun jabariyah.
Kelima : Al-haal (kondisi-2 yg biasanya mendatangkan rezki).
Ada banyak jalan atau cara untuk mendapatkan rezki, baik itu cara yang halal atau cara yg haram.
فَكُلُواْ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ حَلَٰلٗا طَيِّبٗا وَٱشۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ ١١٤
Maka makanlah yg halal lagi baik dari rezki yg tlh diberikan Alloh kepadamu, dan syukurilah nikmat Alloh ,jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.(QS.An-Nahl 114).



۞وَلَقَدۡ كَرَّمۡنَا بَنِيٓ ءَادَمَ وَحَمَلۡنَٰهُمۡ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ وَرَزَقۡنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَفَضَّلۡنَٰهُمۡ عَلَىٰ كَثِيرٖ مِّمَّنۡ خَلَقۡنَا تَفۡضِيلٗا ٧٠
Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-2 Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yg baik-2 dan kami lebihkan mrk dgn kelebihan yg sempurna atas kebanyakan makhluk yg telah Kami ciptakan.(QS.Al-Isra:70).
Keenam: Pada akhirnya harta(rezki) hanyalah amanah yg harus dipertanggungjawabkan dan jika tdk hati-2 hanya akan menjadi fitnah(cobaan) yg dpt menjerumuskan manusia.
وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَآ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَأَوۡلَٰدُكُمۡ فِتۡنَةٞ وَأَنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥٓ أَجۡرٌ عَظِيمٞ ٢٨
Dan ketahuilah,bahwa hartamu dan anak-2mu itu hanyalah sbg cobaan dan sesungguhnya disisi Alloh-lah pahala yg besar.(QS Al-Anfal:28).
 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُلۡهِكُمۡ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَلَآ أَوۡلَٰدُكُمۡ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ ٩
Hai orang-2 yg beriman,janganlah hartamu dan anak-2mu melalaikan kamu dari mengingat Alloh, barang siapa yang berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang merugi.(QS Al-Munafiqun:9).

Matur nuwun.

Selasa, 04 Februari 2014

Cara melihat jin

Topik Pertanyaan :
Cara melihat jin
Pertanyaan :

Assalamualaikum.
Saya mau tanya bagaimanakah cara melihat mahluk halus/jin?
Terimakasih
 
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
 
Pada asalnya, jin tidak bisa dilihat oleh manusia, karena itulah mereka disebut jin [arab: الجن] dari kata: janna – yajunnu [arab: جَنَّ - يَجُنُّ], yang artinya menutupi. Ibnul Faris dalam kamusnya mengatakan,
فالجن سموا بذلك لأنهم مستترون عن الإنس
Jin dinamakan jin, karena mereka tidak terlihat oleh manusia. (Maqayis al-Lughah, madah; janna)
 
Keterangan bahwa manusia tidak bisa melihat jin, bahkan Allah tegaskan dalam al-Quran,
يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ ...
“Wahai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan, sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu-bapakmu dari surga; ia menanggalkan pakaiannya dari keduanya untuk memperlihatkan–kepada keduanya–‘auratnya. Sesungguhnya, iblis dan golongannya bisa melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana ) kamu tidak bisa melihat mereka.” (Qs. Al-A’raf:27)
 
Keterangan, “Sesungguhnya, iblis dan golongannya bisa melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana ) kamu tidak bisa melihat mereka” menunjukkan bahwa manusia tidak dapat melihat jin, yaitu pada bentuk mereka yang asli.
 
Bagaimana caranya bisa melihat jin?
Lalu, bagaimana caranya bisa melihat jin?
Kita telah mendapatkan kesimpulan bahwa pada kondisi normal, manusia tidak bisa melihat jin dalam bentuk mereka yang asli. Pertanyaannya adalah, mungkinkah manusia mellihat jin?
Ada beberapa catatan untuk menjawab ini,
Pertama, mungkin saja jin menampakkan diri kepada manusia, namun bukan dalam bentuk asli. Bisa dalam bentuk manusia, atau binatang, atau yang lainnya.
Kenyataan ini dialami oleh beberapa manusia, diantaranya sahabat Ubay bin Ka’ab radhiyallahu 'anhu.
Suatu ketika beliau menangkap jin yang mencuri kurma di kebunnya. Ubay bin Ka’ab berkata kepada Jin: “Apa yang bisa menyelamatkan kami (manusia) dari (gangguan) kalian?”. Si jin menjawab: “Ayat kursi… Barangsiapa membacanya di waktu sore, maka ia akan dijaga dari (gangguan) kami hingga pagi, dan barangsiapa membacanya di waktu pagi, maka ia akan dijaga dari (gangguan) kami hingga sore”. Lalu paginya Ubay menemui Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- untuk menuturkan hal itu, dan beliau menjawab:
صَدَقَ الْخَبِيثُ
“Si buruk itu berkata benar”. (HR. Hakim 2064, Ibnu Hibban 784, Syuaib al-Arnauth mengatakan: Sanadnya kuat).
 
Kejadian yang semisal juga dialami Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu. Ketika beliau radhiyallahu ‘anhu ditugasi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjaga makanan zakat, malam harinya ada anak remaja mencuri makanan. Ketika ditangkap dan hendak dilaporkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berusaha memelas dan berjanji tidak akan kembali. Tapi dia dusta, dia tetap kembali, hingga terjadi selama 3 malam. Di malam ketiga, Abu Hurairah tidak memberi ampun dan akan dilaporkan kepada Rasulullah. Namun remaja itu terus memelas dan sebagai gantinya, Abu Hurairah diajari bacaan pengaman tidur, yaitu ayat kursi. Setelah diajari ayat kursi, Abu Hurairah melepaskannya. Pagi harinya, kejadian ini beliau sampaikan kepada Rasulullah, lalu beliau bersabda,
أَمَا إِنَّهُ قَدْ صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ
”Kali ini dia benar, meskipun aslinya dia pendusta.” (HR. Bukhari 2311).
Ternyata remaja ini adalah jin.
 
Ketika menjelaskan hadis Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu di atas, Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan,
أن الشيطان من شأنه أن يكذب، وأنه قد يتصور ببعض الصور فتمكن رؤيته ، وأن قوله تعالى (إنه يراكم هو وقبيله من حيث لا ترونهم) مخصوص بما إذا كان على صورته التي خلق عليها
“Setan memiliki kebiasaan berdusta, dan terkadang dia menjelma dengan berbagai bentuk sehingga memungkinkan untuk dilihat manusia. Sementara ayat, ‘Sesungguhnya, iblis dan golongannya bisa melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana ) kamu tidak bisa melihat mereka,’ khusus untuk keadaan ketika dia menampakkan dalam bentuknya yang asli, sesuai yang Allah ciptakan.” (Fathul Bari, 4/489).
 
Kalimat: ’Jin menampakkan diri kepada manusia’ menunjukkan bahwa itu terjadi murni karena kehendak jin, dan di luar kehendak manusia. Artinya, jin menampakkan diri seperti yang dialami Abu Hurairah atau Ubay bin Ka’ab radhiyallahu 'anhuma, bukan karena keinginan mereka untuk bisa melihat jin, tapi karena keinginan mereka sendiri.
 
Kedua, jika tidak ada jin yang menampakkan diri kepada kita, mungkinkah kita bisa melihat jin?
Mungkin saja, jika si manusia mengajukan permintaan kepada jin. Dia datang ke tempat yang umumnya banyak jin, kemudian meminta kepada jin untuk menampakkan diri kepadanya. Jika jin mengabulkan keinginannya, dia bisa melihat dan jika tidak, berarti jin tidak bersedia.
Namun ingat, keterangan ini bukan memotivasi anda untuk pengajukan permintaan ke jin agar bisa dilihat. Sama sekali bukan untuk motivasi itu. Bahkan kami mengingatkan agar semacam ini dijauhi, karena:
1.      Jin memiliki karakter pendusta, sebagaimana yang ditegaskan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadis Abu Hurairah di atas,
أَمَا إِنَّهُ قَدْ صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ
”Kali ini dia benar, meskipun aslinya dia pendusta.”
Bisa kita bayangkan, makhluk pendusta, sementara kita tidak bisa melihatnya. Maka peluang dia untuk membohongi kita sangat besar. Bisa jadi dia minta syarat kepada kita berbagai persyaratan, dan setelah dipenuhi, dia membohongi kita.
2.      Umumnya jin ketika diminta manusia, akan mengajukan berbagai syarat. Yang lebih parah, biasanya syarat yang diajukan melanggar syariat islam. Ketika manusia memenuhi persyaratan itu, dia mencari ridha kepada jin dengan bermaksiat kepada Allah. Sehingga manusia melakukan pengabdian dan penghambaan kepada jin, kemudian jin membantunya untuk mewujudkan keinginan manusia. Jadilah jin bertambah sombong dan manusia bertambah hina dan bergelimang dosa karena melakukan berbagai kesyirikan atas permintaan si jin. Inilah yang diakui oleh jin, sebagaimana yang Allah ceritakan di surat Al-Jin:
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقاً
Bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, Maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (QS. Al-Jin: 6).
Dan ketika di hari kiamat, mereka dikumpulkan dan saling menyalahkan. Allah memasukkan mereka semua ke dalam neraka, karena melakukan kerja sama yang diawali dengan kesyirikan,
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِنَ الْإِنْسِ وَقَالَ أَوْلِيَاؤُهُمْ مِنَ الْإِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلْتَ لَنَا قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ
Ingatlah hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah berfirman): “Hai golongan jin, Sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia”, lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia: “Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya sebahagian daripada Kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan Kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami”. Allah berfirman: “Neraka Itulah tempat tinggal kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)”. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui. (QS. A-An’am: 128).
 
3.      Kegiatan semacam ini sama sekali tidak ada manfaatnya. Anda bisa renungkan, apa manfaat bisa melihat jin? Apakah semakin menambah ketaqwaan kita kepada Allah? Dari sisi mana bisa menambah ketaqwaan, sementara jin juga makhluk seperti manusia? Dan jin yang kita lihat, tidak kita ketahui kesalehannya. Bisa jadi dia jin urakan, jin nakal, kemudian berpura-pura soleh di hadapan manusia.
Untuk itulah, para ulama melarang meriwayatkan hadis dari jin. Karena kita tidak bisa menilai kejujurannya dan keabsahan beritanya. As-Suyuthi mengatakan,
وأما رواية الإنس عنهم، فالظاهر: منعها، لعدم حصول الثقة بعدالتهم
”Adapun manusia meriwayatkan berita dari jin, yang zahir: dilarang, karena tidak bisa dibuktikan kejujurannya dan tingkat keadilan mereka.” (al-Asybah wa an-Nadzair, 1/435)
      Pada beberapa kasus, orang yang menjalin hubungan dengan jin, menjadi rawan kerasukan. Karena kedekatan semacam ini, dipastikan berdampak pada kecenderungan salah satu pihak, jin menjadi seneng dengan si manusia, atau sebaliknya. Tentu saja ini akan sangat mengganggu aktivitas kehidupan si manusia.
 
 
Amalan Untuk Melihat Jin
Kami tidak menjumpai adanya amalan maupun doa khusus agar dapat melihat jin. Sementara beberapa amalan maupun doa yang tersebar di internet, semua itu tidak ada dasarnya dan hanya omong kosong. Bahkan sebagiannya berbau kesyirikan, seperti menyembelih ayam cemani dipersembahkan untuk jin tersebut.
 
Hidup normal seperti yang Allah gariskan adalah kenikmatan yang luar biasa. Berusaha mencari-cari jin, disamping tidak bermanfaat, justru menambah beban bagi kita. Ingat hidup tidak ada yang gratis, apalagi ketika berhadapan dengan karakter penipu. Mustahil si jin ini mau membantu secara cuma-cuma. Pasti ada batu dibalik udang. Jin ini mau membantu, karena manusia mau mengabdi kepada jin. Sehingga siapa yang sejatinya diuntungkan?
Jawabannya si jin. Dia yang lebih berkuasa, sementara manusia selalu bergantung kepada jin.
 
Allahu a’lam